SitusInfoPedia.com, Jakarta - Hatice Cengiz, tunangan jurnalis Jamal Khashoggi mengatakan bahwa pemerintah Arab Saudi harus bertanggung jawab terkait pembunuhan terhadap calon suaminya itu dan mendesak supaya perkara ini dibawa ke ranah pengadilan.
"Ini terjadi dalam sebuah misi diplomatik Saudi, dalam keadaaan seperti itu pihak berwenang Arab Saudi harus bertanggung jawab atas hal ini," ujar Cengiz dilansir SitusInfoPedia, Selasa 30 Oktober 2018.
Baca Juga
"Insiden ini, pembunuhan ini terjadi di konsulat Saudi. Jadi pihak berwenang Saudi mungkin tahu bagaimana pembunuhan itu terjadi. Mereka perlu menjelaskan apa yang terjadi," kata dia menambahkan.
Cengiz menganggap paparan yang sejauh ini diberikan oleh Arab Saudi masih belum cukup menjelaskan soal apa yang terjadi pada Khashoggi. Dia hanya ingin mengetahui secara detail siapakah pihak yang bertanggung jawab atas kematian Khashoggi.
"Saya dan pemerintah saya ingin semua orang yang bertanggung jawab, dari orang yang memberi perintah hingga yang membunuhnya agar dibawa ke pengadilan dan dihukum di bawah hukum internasional," kata dia.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan juga mendesak Arab Saudi mengungkap siapa dalang dan pelaku pembunuhan itu. Jaksa juga telah mempersiapkan permintaan ekstradisi untuk 18 tersangka dari Arab Saudi.
Hingga kini, Cengiz menyebut Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman maupun keluarga kerajaan belum memberikan ucapan belasungkawa kepadanya.
Cengiz pertama kali bertemu Khashoggi pada Mei lalu di sebuah konferensi di Istanbul, setelah itu hubungan mereka berlanjut.
Hukum Turki mengharuskan Khashoggi memberikan bukti dia belum mempunyai istri sebelum menikahi Cengiz. Maka dari itu, Khashoggi pergi ke konsulat Saudi di Istanbul untuk mengurus berbagai dokumen yang dibutuhkan guna melangsungkan pernikahannya dengan Cengiz.
Cengiz mengatakan dia tidak melihat rekaman situasi di dalam konsulat. Dia menyebut sebagian besar informasi yang didapat berasal dari media.
"Sama seperti orang lain, saya masih menunggu jawaban," kata dia.
"Dunia harus tahu siapa yang menghasut dan terlibat dalam kejahatan ini."
Hingga kini, Arab Saudi masih membantah keterlibatan Pangeran Muhammad bin Salman dalam kasus pembunuhan tersebut. Dia bahkan sudah mengelak dengan menyebut kasus pembunuhan Khasoggi merupakan kejahatan yang keji.
Jaksa Penuntut Saudi Tiba di Istanbul
Jaksa penuntut Arab Saudi dilaporkan tiba di Kota Istanbul, Turki, pada Senin (29/10), untuk menyelidiki kematian Jamal Khashoggi, wartawan pengkritik Raja Salman.
Kantor berita Anadolu melaporkan yang dilansir SitusInfoPedia bahwa jaksa penuntut Saudi akan memeriksa kantor konsulat Saudi di Istanbul, tempat Khashoggi tewas setelah sebelumnya dinyatakan hilang tiga pekan lalu.
Selain itu, jaksa Saudi juga dikabarkan akan bertemu dengan kepala jaksa Istanbul meski belum jelas waktu pertemuan keduanya.
Sejauh ini, jaksa Turki juga telah mempersiapkan permintaan ekstradisi 18 tersangka yang telah di tangkap otoritas Saudi sebagai bagian dari penyelidikan.
Dikutip Reuters, belasan tersangka itu termasuk 15 orang dari tim khusus, yang menurut pemerintah Turki sengaja dikirim ke Istanbul oleh dengan misi membunuh Khashoggi.
Ankara juga menyatakan pihaknya telah berbagi informasi penyelidikan Khashoggi bersama sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jerman, Perancis, dan Rusia.
Setelah sempat menyangkal, Saudi akhirnya mengakui bahwa Khashoggi tewas di dalam konsulatnya di Istanbul pada 2 Oktober lalu.
Meski begitu, Riyadh menegaskan bahwa pemerintah tidak terlibat dalam konspirasi pembunuhan tersebut,
Saudi menganggap pembunuhan Khashoggi merupakan "sebuah kesalahan sangat besar" yang dilakukan "pihak-pihak" di luar otoritas dan tanggung jawab mereka.
Saudi bersumpah akan menyelidiki secara menyeluruh insiden ini.
Raja Salman secara terbuka menyebut pembunuhan Khashoggi sebagai peristiwa menjijikkan.
Sementara jaksa Saudi untuk pertama kalinya pada pekan lalu menyatakan pembunuhan Khashoggi telah direncanakan sebelumnya, berdasarkan bukti-bukti hasil penyelidikan aparat Turki.
No comments:
Post a Comment