Full width Top advertisement

Videos

Berita Nasional

Berita Internasional

Teknologi

Olahraga

Post Page Advertisement [Top]

Presiden Donald Trump Ancam Tembak Para Imigran di Perbatasan

Presiden Donald Trump Ancam Tembak Para Imigran di Perbatasan
Presiden Donald Trump Ancam Tembak Para Imigran di Perbatasan

ESPNBC, Indonesia - Presiden Donald Trump mengancam akan menembak setiap imigran yang melempar batu kepada tentara yang ditugaskan di perbatasan Amerika Serikat dengan Meksiko.

Trump mengklaim sekelompok dari ribuan imigran asal negara Timur Tengah tersebut telah melempari personel keamanan Meksiko di perbatasan.

Baca Juga



situs qq uang asli terbaik dan terpercaya

SITUS JUDI QQ TERBAIK



Kepada wartawan di Gedung Putih, Trump mengatakan ribuan prajurit AS yang ia kerahkan ke perbatasan bisa menembak ribuan imigran tersebut jika mereka memaksa masuk Negeri Paman Sam Apalagi jika sambil melempari batu dan perbuatan kekerasan lainnya.

"Kami tidak akan membiarkan itu terjadi. Mereka (imigran) ingin melempari batu-batu kepada militer kita, militer kita harus melawan mereka," ucap Trump yang dikutip SitusInfoPedia.com dari NBC Kamis (1/11).

"Saya memerintahkan mereka (tentara AS) menganggap setiap (batu yang dilempar imigran) sebagai senapan. Ketika mereka (imigran) melempar batu seperti yang mereka lakukan kepada militer dan polisi Meksiko, saya katakan militer AS menganggapnya sebagai senapan."

Menjelang pemilihan Kongres AS pada 6 November mendatang, Trump terus mengkampanyekan ide-idenya, terutama terkait kebijakan imigrasi.

Trump berulang kali mengatakan fokusnya saat ini adalah menekan gelombang ribuan imigran ilegal Meksiko dan dari beberapa negara Amerika Tengah lainnya, seperti Honduras. Para imigran tersebut sebagian besar ingin masuk ke AS demi melarikan diri dari kemiskinan dan tingkat kehidupan yang rendah di negara asal.

Trump mengatakan mulai saat ini AS akan menghentikan kebijakan yang mengizinkan warga asing mengklaim suaka politik di perbatasan, kecuali bagi mereka yang telah masuk dengan dokumen resmi.

Trump memaparkan para imigran ilegal yang ditangkap di perbatasan akan ditahan di tenda-tenda atau fasilitas lainnya sampai permintaan masuk mereka diterima otoritas AS. Jika ditolak, para imigran tersebut akan dideportasi.

Sejumlah pihak menganggap tindakan Trump tersebut ilegal karena melanggar undang-undang. Namun Trump berkeras kebijakannya itu sah.

"Ini benar-benar legal. Kami menghentikan orang-orang di perbatasan. Ini (gelombang imigran ilegal) adalah invasi, dan tidak ada yang mempertanyakan hal itu," papar Trump.

Trump menegaskan dia tidak memiliki sentimen anti-imigran, tetapi menginginkan masalah imigrasi AS sepenuhnya terkendali.

"Gelombang imigrasi yang tidak terkontrol sangat tidak adil bagi banyak imigran yang menaati aturan dan menunggu giliran mereka," papar Trump seperti dikutip SitusInfoPedia dari AFP.

"Beberapa (imigran) telah menunggu selama bertahun-tahun. Beberapa telah menunggu lama Mereka telah melakukan segalanya dengan sempurna, dan mereka akan masuk."

Kirim Ribuan Pasukan ke Perbatasan Meksiko



Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyatakan akan mengirim lebih dari 5.200 pasukan untuk mengamankan wilayah perbatasan dengan Meksiko. Trump menyatakan keputusan itu sebagai bagian kebijakannya untuk membendung arus pendatang gelap, menjelang pemilihan jangka menengah pada 6 November mendatang.

Kepala Komando Utara AS, Jenderal Terrence O'Shaughnessy mengatakan 800 pasukan AS sudah dalam perjalanan ke wilayah perbatasan di Negara Bagian Texas. Sedangkan pasukan lain dengan jumlah yang lebih banyak sedang menuju ke perbatasan di California dan Arizona.

"Presiden telah menegaskan bahwa keamanan perbatasan adalah keamanan nasional," kata dia, sebagaimana dilansir SitusInfoPedia dari Reuters.

Dia menekankan pasukan itu tidak akan mengawasi perbatasan, tetapi mereka akan memberikan bantuan seperti membangun tenda dan penghalang, serta menerbangkan personel bea cukai AS ke lokasi perbatasan.

Pada Senin (29/10), Trump menulis cuitan di Twitter kalau dia sudah menyiagakan pasukan untuk menghadapi imigran gelap di perbatasan.

"Silahkan kembali, anda tidak akan diterima di AS kecuali anda menjalankan proses hukum. Ini adalah invasi negara kita dan militer akan menunggumu!" cuit Trump.

Dalam beberapa tahun terakhir, Trump sering mengerahkan pasukan Garda Nasional untuk bertugas di perbatasan. Sejak permintaan Trump pada April lalu, sebanyak 2.100 pasukan Garda Nasional AS ditempatkan di perbatasan.

Komisaris Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP), Kevin McAleenan mengatakan sekitar 3.500 imigran menyusup melalui Meksiko selatan menggunakan kendaraan karavan.

Selama tiga pekan terakhir, petugas perbatasan menangkap hampir 1.900 orang per hari yang melintasi perbatasan secara ilegal. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan keluarga.

"Kami sudah menghadapi keamanan perbatasan dan krisis kemanusiaan di perbatasan barat daya kami," kata dia.

Sebagian imigran telah kembali ke rumah mereka karena kesulitan untuk menyeberang, beberapa orang lain bergabung ke Meksiko selatan.

Trump tetap berkeras pada kebijakan menangkal arus imigran gelap. Hal ini dilakukan sebagai bagian janji kampanye dalam pemilihan presiden AS pada 2016 lalu.

Menurut survei dari Pew Research Center yang dilakukan pada awal Oktober, sebanyak 75 persen pemilih Partai Republik mengatakan imigran ilegal merupakan masalah yang sangat besar, dibandingkan dengan 19 persen pemilih Partai Demokrat.

Meskipun banyak para pendukung Trump di Kongres memujinya dengan keputusan mengerahkan pasukan ke perbatasan, tetapi kelompok pengawas hak asasi manusia ACLU menentangnya.

"Presiden Trump telah memilih jalur yang tepat sebelum pemilihan nanti untuk memaksa militer memasuki agenda anti-imigrannya dari rasa rakut dan perpecahan," kata Shaw Drake, penasihat kebijakan untuk ACLU di El Paso, Texas.

Pentagon Bantu Kirim 800 Pasukan ke Perbatasan



Kementerian Pertahanan Amerika Serikat diperkirakan akan mengerahkan 800 pasukan militer ke perbatasan AS-Meksiko. Pasukan ini dikerahkan untuk mengadang para imigran yang bergerak menggunakan karavan dari Amerika Tengah.

Ini dilakukan setelah Presiden AS, Donald Trump mengatakan bahwa militer akan membantu menangani status darurat nasional dan meminta karavan imigran untuk putar balik.

Trump menulis cuitan di Twitter bahwa Undang-Undang buatan Demokrat membuatnya sulit untuk menghentikan para imigran di perbatasan.

"Saya mengerahkan militer untuk situasi darurat nasional ini. Mereka akan dihentikan! Bagi mereka yang ada di dalam karavan, putar balik. Kami tidak akan membiarkan orang masuk ke AS secara ilegal," tulis Trump dalam cuitannya.

"Kembalilah ke negara Anda, dan jika Anda mau, uruslah kewarganegaraan seperti yang dilakukan jutaan orang lain!"

Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis juga akan menandatangani perintah untuk pengiriman pasukan baru.

Lebih dari 2.000 pasukan telah dikerahkan untuk beroperasi di perbatasan. Pasukan yang terdiri dari dokter dan insinyur ini akan dilengkapi dengan dukungan logistik seperti tenda, kendaraan, dan peralatan.

Pejabat itu mengatakan bahwa pasukan yang dikirim memenuhi daftar keinginan untuk bantuan militer yang dikirim ke Pentagon. Daftar bantuan ini dikirimkan oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri yang bertanggung jawab atas perbatasan.

Pada April lalu, Trump mengatakan akan mengirim ribuan pasukan Garda Nasional ke perbatasan selatan.

Awalnya, mereka akan mengirim 4.000 penjaga ke perbatasan, namun akhirnya hanya setengah dari jumlah itu yang dikerahkan.

Juru Bicara Pentagon, Kapten Angkatan Laut Bill Speaks mengatakan bahwa Pentagon saat ini bekerja dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk menentukan dukungan spesifik yang dibutuhkan bagi pihak berwenang di perbatasan.

Ribuan imigran di perbatasan


Pada Kamis (25/10), ribuan imigran dari Amerika Tengah melintasi Meksiko menuju AS dengan menggunakan karavan.

Banyak imigran yang melarikan diri dari kemiskinan dan kekerasan di Honduras. Di mana berbagai kelompok jalanan menguasai wilayah mereka dengan melakukan kekerasan.

Masalah ini juga menjadi seruan keras bagi Trump yang telah menegaskan kebijakan terkait imigran ilegal.

Pada pekan lalu, Trump berniat untuk mengirim lebih banyak pasukan. Dirinya menulis cuitan di twitter bahwa Meksiko harus menghentikan 'serangan' imigran gelap dari Guatemala, Honduras, dan El Salvador. Jika tidak, maka Trump akan memanggil militer AS dan menutup perbatasan selatannya.

Dirinya juga mengumumkan bahwa AS akan mulai memotong bantuan ke Guatemala, Honduras, dan El Salvador.

Namun, Menteri Luar Negeri Guatemala, Sandra Jovel menepis ancaman itu, dirinya mengatakan kepada wartawan bahwa mereka tidak menerima pemberitahuan resmi tentang langkah tersebut.

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]