Full width Top advertisement

Videos

Berita Nasional

Berita Internasional

Teknologi

Olahraga

Post Page Advertisement [Top]

Mitra Grab Sweeping Pengemudi Grab Lain yang Gak Ikut Demo

Mitra Grab Sweeping Pengemudi Grab Lain yang Gak Ikut Demo
Mitra Grab Sweeping Pengemudi Grab Lain yang Gak Ikut Demo

SitusInfoPedia.com, Jakarta - Ribuan pengemudi Grab melakukan demonstrasi di depan kantor Grab di Gedung Lippo Kuningan, Jakarta. Para mitra ini diketahui punya 10 tuntutan yang ingin dikemukakan kepada pihak Grab Indonesia.

Berdasarkan pantauan CNN.com di lokasi, para pengunjuk rasa juga melakukan sweeping untuk memaksa pengemudi yang bekerja agar ikut unjuk rasa.

Baca Juga



situs qq uang asli terbaik dan terpercaya

SITUS JUDI QQ TERBAIK



Salah satu pengemudi yang dicegat pendemo bernama Melianto. Dia mengaku sedang bekerja mengantarkan dokumen ke kantor di daerah Kuningan.

"Saya dicegat, tadi saya sedang mengantar dokumen, kemudian disuruh demo, saya terpaksa," ujar Melianto ditemui SitusInfoPedia di lokasi demo.

Melianto sendiri mengaku dicegat pada pukul 15.00 WIB. Sementara itu demonstrasi sudah berlangsung sejak pukul 09.00 WIB untuk mitra Grabcar, sedangkan mitra Grab bike berada di lokasi sejak pukul 13.00 WIB.

Selain Melianto ada lagi pengemudi lainnya yang dicegat para demonstran, yaitu Ilan. Dia menjelaskan sebelum dicegat sedang mencari pesananan di sekitar Setiabudi.

"Ya saya tidak ikut demo, tapi tadi dicegat saja," ujar Ilan.

Sebelumnya diketahui demonstrasi berlangsung ricuh lantaran bentrok dengan aparat keamanan. Sedikitnya tujuh orang demonstran diduga mengalami luka pukul hingga terkena peluru karet.

Dari keterangan pihak Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) dan Asosiasi Driver Online (ADO) total ada 10 tuntutan yang sudah disiapkan untuk disampaikan saat unjuk rasa.

Tuntutan dari Garda yaitu menetapkan tarif minimal Rp3 ribu per kilometer, perjanjian kemitraan yang adil dan ketiga Grab harus menghilangkan suspensi atau putus mitra sepihak tanpa ada alasan jelas.

Sedangkan dari ADO tuntutannya adalah tarif dan skema poin yang manusiawi, stop pemotongan pajak ilegal, stop penerimaan mitra pengemudi baru, dan meminta perlindungan maksimal bagi mitra dalam hal ini pengemudi.

Selain itu mereka juga menginginkan sistem 'open suspend' bagi mitra driver online individu, stop monopoli dan diskriminasi order prioritas, serta menginginkan bisnis transportasi online yang lebih adil dan profesional.

7 Mitra Grab Terluka



Sedikitnya tujuh orang mitra Grab diduga mengalami luka pukul hingga terkena peluru karet di dalam kericuhan yang terjadi pada aksi unjuk rasa yang diadang oleh aparat keamanan.

Salah satu koordinator aksi Tezar menuturkan sejumlah rekannya terkena luka akibat dugaan dipukul aparat keamanan hingga terkena tembakan peluru karet.

Diketahui, terjadi kericuhan pada aksi oleh mitra Grab yang berhadapan dengan aparat keamanan di kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan.

Salah satu penasihat hukum perwakilan mitra Grab Hardi Kristanto menuturkan sejumlah kliennya diduga terkena pukul.

"Tadi kita lihat klien saya ada yang terkena pukul. Tapi kita mohon dibantu ditelusuri dan dan ditindak lanjuti. Hal-hal seperti ini tidak dibenarkan," kata Hardi di sela-sela aksi tersebut kepada SitusInfoPedia, Senin (29/10).

Respons Polisi


Di tempat yang sama, Kapolres Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar mempersilakan para demonstran untuk mengajukan laporan ke Polsek terdekat apabila merasa dianiaya.

"Saya bilang cari saksi, syukur ada video. Kita lihat siapa yang lakukan. Nanti ada penindakan. Saya pun selalu berada di tengah-tengah kalian," kata Indra.

Indra mengatakan dari awal SOP pihak kepolisian tidak akan melakukan kekerasan dalam mengamankan unjuk rasa.

Dia mengklaim situasi tidak terkendali karena ada dugaan provokator yang melempari polisi dan melakukan pendorongan.

"SOP dari awal dijalankan tapi karena dorong-mendorong terjadi jadi situasi tidak dikontrol. Saya minta kalau dilanjutkan tetap kondusif," kata Indra.

Saat ini, pengemudi masih menunggu perwakilan Grab untuk melakukan dialog terkait dengan tuntutan mereka. Sejumlah hal yang dituntut adalah tarif dan tak ada pembekuan akun pengemudi secara sepihak.

Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata sebelumnya menuturkan perusahaan tidak akan menoleransi dan melakukan peninjauan ulang terhadap keputusan pemutusan hubungan kemitraan yang telah diberlakukan kepada mitra pengemudi.

Hal itu dikarenakan mereka terbukti melakukan tindakan kriminal dan melanggar kode etik Grab.

"Keputusan ini kami ambil sebagai bentuk keberpihakan kami terhadap seluruh pelanggan setia serta ribuan mitra pengemudi Grab yang bekerja secara jujur yang dirugikan karena tindak kecurangan yang dilakukan oleh sekelompok mitra pengemudi," katanya.

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]